Oleh: d_niaty

Jam tiga dini hari, ku coba memencet nomor yang sudah kuhafal betul, 085226655443 benar-benar nomor yang cantik. Dari seberang terdengar lagu “Cukup bagiku Allah” nya Opick feta Gito Rollis. Benar-benar mendamaikan, inilah yang kemudian membuatku sering meneleponnya bahkan sudah menjadi hobi.

Tidak ada jawaban dari seberang. Kupencet lagi nomor yang sama tapi lagi-lagi tidak ada jawaban. Tapi ini tidak jadi masalah bagiku karena memang tidak ada yang akan disampaikan, yang penting bagiku adalah dapat mendengarkan lagu kesukaanku.
Jam enam pagi, HP berbunyi. Kulihat di layer HP nomor 085226655443,” aduh gawat! Angkat tidak ya?” hatiku berperang. Sepertinya sudah saatnya unutk bicara. Kuberanikan diri memencet tombol “Yes”.
“Assalamualaikum”. Sapaku dengan nada kubuat sesantai mungkin.
“Wa’alaikumsalam”. Dari seberang terdengar jawaban.
Oh Tuhan, ternyata nomor yang selama ini aku pencet setiap jam tiga dini hari adalah nomor cowok. Aku sudah mulai tidak konsen, kurasakan tanganku gemetar. Hamper saja HP jatuh jika aku tidak bias menguasai diri.
“Maf mbak ada perlu apa ? Karena hamper setipa pagi ketika saya bangun kulihat nomor mabak di layer HP ku. Dan hari ini sudah genap seminggu. Apa kita kenal?”.
Ya Allah, luar biasa, suaranya berwibawa banget dan bahasanya tersusun rapi. Apa yang harus kukatakan.
“Mbak masih di situ kan?”.
“Eh …eh …ya! Saya masih di sini.” Jawabku gugup.
***************
ini bermula dari kebiasaaku yang sulit aku sembuhkan, terbangun jam tiga dini hari dan selanjutnya susah tidur. Karena itu ada kerjaan dan bosan maka dengan usil ku pencer-pencet nomor telepon. Hingga akhirnya kupencet nomor 085226655443 dan kudengar NSP lagunya Opeick dan aku langsung suka. Apalagi ditambah pemiliknya tidak pernah menanggapi keusilanku so enjoy aja! Hingga akhirnya hari ini…..
namanya Fahza, mahasiswa IPB semester tiga fakultas Teknik pertanian. Itu saja info yang kudapat dari komunikasi kami yang pertama. Karena selain masih gugup juga karena ia ada agenda lain. Ugh jadi nambah penasaran.
Jam tiga dini hari, tanpa ragu lagi kupencet nomor 085226655443 dan kali ini tertulis dilayar ‘FAzha-Q. bukan suara Opick lagi yang kunantikan tapi Fahza. Tidak seperti dugaanku, tadinya kufikir setelah perkenalan kami yang pertama akan membuat Fahza tertarik hingga akan mengangkat telfonku. Tapi ternyata tidak, sudah tiga kali pencet nomornya namun tidak juga ada jawaban. Dengan lemas kuletakkan Hp dan terus berfikir, ‘ mengapa Fahza tidak mengangkat telfonku, apa ia tidak mendengar telfonku karena tidurnya terlalu lelap atau memang ia tidak tertarik dengaku? “ banyak dugaan-dugaan yang muncul di otakku. Hingga akhirnya aku tertidur.
Jam enam pagi, Hp berbunyi. Bukan nada telefon melainkan sms. Tertulis dilayar nama Fahzaku . dengan semangat kubuka sms.
“pagi yang dingin ini membawaku mengingatmu, adakah engkau baik-baik saja? Tanyaku dikalbu. Hingga ku kirim sms ini karena kurindu padamu”.
Oh Tuhan, so sweet. Kubaca berulang-ulang, tapi tetap tidak membuatku bosan. Etelah agak puas maka aku pencet menu pilihan dan memilih” jawab “,
“makasih smsnya. Kabarku baik-baik saja, maaf sudah ganggu tadi pagi. Aku Cuma pingin dengan suaranya Opick. Soalnya dirumahku tidak ada tape sih”. Kutulis dengan sedikit bohong dan sedikit jaim. Kupencet menu kirim.
“oh gitu, aku kira pingin dengar suaraku”.
“ye… PD. Emang siapa kamu? Ternyata suara Opick emang bagus bangetnya! “balasku.
“jadi benernih gak kepingin dengar suaraku? Ya sudah, emang suaraku gak sebagus suara Opick tepi setidaknya aku masih single, he…he…”.
“apa kaitanya dengan single ? gak penting kali, kan yang diperlukan suaranya.”
Jam tujuh pagi, kami mengahiri smsan, wah ternyata Fahza emang orang yang asyik. Semula aku piker Fahza yang suaranya terdengar bijak sana adalah orang yang serius tapi ternyata orangya bias dijak bercanda juga jadi kepengin ketemu, penasaran nih.
Jam setengah tiga sore, ku rebahlkan tubuhku diatas tempat tidur.” Hari yang melelahkan”, fikirku. “ ini gara-gara Bu seli guru biologi yang galak minta ampun. Seharusnya hari ini hari yang bahagia karena tadi pagi banyak smsan sama Fahza! Aha Fahza, aku sms ia saja ah kali saja bias menghilangkan BT ku. Tapi gengsi gakya?”.
“matahari belum berlanjak membuat hatiku semakin panas. Tiadakah telaga yang dapat menyejukkanku?”.
Akhirnya aku kirim juga sms pada Fahza. Jadi dag…..dig…dug…. kira-kira dibalas gakya?.
Jam 16:30, rupanya aku tertidur. Kuambil Hp disampingku dan kulihat dilayar tertulis lima pesan diterima. Langsung saja kubuka, mataku terbelalak. Semuanya dari Fahza.
“mengapa melihat panasnya matahari? Tidakkah kau tatap bagaimana bunga matahari?”.
“ masihkah hatimu panas hingga tak kau balas smsku?”.
“begitu panaskah hingga tak juga dijawab? Maaf karena aku tak bias menjadi telaga bagimu. Namun diri ini tak rela jika melihat dirimu terluka.”
“sudah kucoba mengumpulkan tenaga namun tak bertemu jua dimana telaga jiwa hingga dapat kuberikan kepadamu. Namun senja kan segera tiba, saat itulah mentari reda. Moga dengan itu panaskan tiada.”
“ini sms yang kelima, tapi belum juga dijawab. Kita harus ketemu! Malam ini jam 19:30 aku tunggu dikafe melati.”
Kali ini mataku lebih terbelalak,” bertemu”! apa aku perlu sms dia kalau aku tidak apa-apa jadi gak usah khawatir? Tapi aku kepingin ketemu.”kafe melati” bagaimana ia tahu kafe melati? Bukannya ia kuliyah di IPB, tapi memang kafe melati kafe terkenal di daderahku jadi gak heran kalau banyak yang tahu. Mungkin Fahza mempunyai keluarga disekitar sini dan sekarang sedang liburan. Ugh mengapa difikir pusing? Yang pentingkan ia ngajak ketemu.
Melalui sms akhirnya kami sepakat untuk tetap bertemu dikafe malati.
“aku pakai baju biru tua celana jins biru dan topi biru. Agar aku dapat menjadi birunya telaga hatimu”.
Sempat senyum-senyum sendiri saat baca sms dari Fahza, tapi tetap merasa bersalah karma memang aku tidak apa-apa jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan. “ah gak apa-apa, nantikan bias dijelaskan kalau sudah ketemu.” Fikirku optimis.
Jam 18:30, sudah hamper setengah jam aku berada didepan kaca tapi belum juga merasa ada bajun yang pas kesepakatan semula aku akan memakai baju dan celana coklat, tapi ternyata belum dicuci.
Jam 19:15, akhirnya selesai juga dengan memakai baju coklat hasil pinjaman mbak tercinta. Perjalanan 15 menit kelokasi, pasti bias tepat waktu. Dengan naik angkot aku menuju kelokasi, “kira-kira wajahnya seperti apaya? Nikolaskah, atau malah tukul? Ah…aku tidak boleh berfikir macam-macam nanti bias kecewa.”
Diluar dugaan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 19:30 tapi belum bias sampai ke kafe melati karena angkot yang lelet.” Semoga Fahza bias menunggu.” Harapku.
Jam 19:45 akhirnya sampai juga didepan kafe me;lati. Sebelum masuk kedalam kulongokkan wajahku kedalam.” Kira-kira yang manaya.” Batinku. Setelah mencari-cari akhirnya kulihat dipojok kanan pria setengah baya kira-kira 30nan dengan topi dan baju serba biru.
“jangan-jangan itu Fahza? Sepertinya aku pernah lihat orang itu, tapi dimanaya?,”.
kucoba mengingat-ingat kira-kira dimana pernah bertemu dia. Ternyata Fahza…” abang bakso lenggananku” tanpa masuk terdahulu aku langsung lari cari angkot pulang. Biarlah ia hanya jadi teman mayaku.


Salam rinduku …

Ya Allah sesungguhnya engkau yang maha adil.
Engkau yang ,mengatur segalanya.
Engkau yang maha mengetahui yang terbaik bagi hambamu
Sesungguhnya atas kuasa dan izinmu ….
Engkau ambil ayahku ketika aku sangat membutuhkannya
Aku yakin engkau punya rencana lain yang tak kupahami
Dengan ridhomu ya Allah engkau jadikan hambamu lebih kuat
Namun ternyata ini belum cukup
Tanpa ayah…aku belum bias menjaga adik-adikku, melindungi ibuku
Dan memberi yang terbaik bagi orang-orang disekelilingku
Aku ingin punya kenangan lebih banyak tentang ayahku
Hingga dapat aku ceritakan kepada seluruh dunia
Bahwa Ayahku adalah yang terbaik
Tak ada satupun yang bias menggantikannya
Tapi kenyataan berkata lain ya Allah
Sedikit. Hanya sedikit yang kuingat tentang ayahku
Tak kuingat bagaimana beliau menggendongku
Tak kuingat bagaimana ia menyuapiku dan tak kuingat pula
Bagaimana ia bangga ketika kudapatkan rangking Satur
Aku rindu ayahku…
Kini satu windu berlalu
Namun hati ini tetap merindukanmu
Andai dapat kuputar waktu
Ingin kukembali ke masa itu
Dimana engkau masih disisiku
Menemani dan mengisi hari-hariku
Menceritakan padaku cerita-cerita lucu
Serta mengajariku banyak ilmu
Ya Allah…sampaikan salam rinduku