Oleh: Abdul Qoyum

Dalam suatu organisasi keberadaan team struktural atau fungsional merupakan suatu jalan untuk meningkatkan produktivitas, pendayagunaan sumberdaya secara efektif, penghematan biaya, peningkatan mutu dan sebagainya. Disebutkan bahwa kelompok akan lebih merasakan keberhasilannya apabila bekerja dan menjadi unit yang lebih produktif yaitu team/tim/kelompok kerja.
Secara umum teamwork dapat diartikanoleh Johanes Papu dari Team e-psikologi sebagai "kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan". Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain.
Team/kelompok kerja atau Tim pada umumnya bermuara menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok atau organisasi di mana tim tersebut dibentuk. Teamwork/kerjasama dalam kelompok merupakan suatu pengembangan dari manajemen strategi yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau institusi. Kelompok merupakan unit yang fondamental dari unit organisasi, dalam pengertian manajemen disebut sebagai: dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Sifat saling mempengaruhi ini bisa formal dan informal. Yang bersifat formal sebagian besar meliputi kelompok komando yang terdiri dari pimpinan atau ketua dan bawahannya. Sedangkan yang bersifat informal timbul secara spontan dalam lingkungan organisasi formal, tanpa dorongan manajemen.
Team work ibarat sebuah bangunan yang keberadaanya dibentuk dari beberapa komponen. Sama halnya dengan keberadaan tim kerja dalam sebuah organisasi minimal terdiri dari ketua tim/koordinator dan anggota, yang kesemuanya berupaya secara maksimal menyamakan tujuan atau visi misi dan melaksanakannya bersama-sama sesuai tugas dan fungsinya untuk tujuan yang ingin dicapai organisasi. Semangat, kreativitas, kemampuan dan loyalitas serta kerja sama adalah kunci keberhasilan sebuah teamwork. Dalam team work sumua komponen harus bersatu, karena semuanya merupakan satu bangunan yang bila salah satu tidak ada atau hilang bisa mengakibatkan robohnya bangunan tersebut cepat atau lambat tergantung pada posisi peran dan fungsinya.
Untuk mencapai keberhasilan di dalam membangun team work, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:
1. Tetapkan tujuan atau sasaran yang jelas yang hendak dicapai oleh tim, anggota tim harus memahami dan menyepakati tujuan agar bisa bekerja dengan efektif.
2. Membagi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota tim dan menunjuk pimpinan dalam tim tersebut,
3. Semua anggota mentaati peraturan/kesepakatan tim, suatu tim harus mempunyai peraturan/tata tertib atau kesepakatan sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian tujuannya.
4. Orang beradaptasi terhadap perubahan, perubahan bukan saja tidak dapat dihindari tetapi juga diperlukan sekali, hanya saja keumuman orang sering menolak perubahan. Oleh karenanya setiap anggota tim harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara positif.
5. Informasi yang uptodate dari setiap proses yang dilakukan dalam tim tersebut dalam tujuan setiap anggota mengetahui progres dari project yang sedang dikerjakan, informasi yang salah mengakibatkan keputusan yang salah.
6. Membangun self confidence dari setiap anggota tim, "Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan" adalah sikap yang harus dipunyai seorang pimpinan. Proses ini sangat menentukan dalam membangun moral dari setiap anggota tim.
7. Pimpinan harus memiliki sikap Terbuka, Memberi dukungan dan senantiasa mampu memberikan Penghargaan (Reward), Recognation (Pengakuan) dan Celeberation (Merayakan)" pada anggota tim.
8. Melakukan Review yang terjadwal dan terencana dan proses perbaikan (evaluasi)
9. Menciptakan suasana kegiatan yang kondusif agar setiap anggota tim mampu memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya (kooperatif dan kolaboratif),

Motivasi dalam team work
Salah satu tantangan berat yang sering dihadapi pimpinan tim adalah bagaimana ia dapat menggerakkan anggotanya agar senantiasa mau dan bersedia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk kepentingan organisasi. Salah satu usaha ke arah itu ialah menimbulkan motivasi pada mereka.
Dalam memotivasi orang agar mau melakukan sesuatu yang positif untuk pribadi dan organisasinya atau sosial menjadi cara yang ampuh. Motivasi itu bisa berupa rasa takut kalau tidak mengerjakan, seperti tidak sholat akan mendapatkan siksa neraka, atau melakukan sholat karena ingin mendapatkan nikmat masuk sorga, kedua motivasi ini tidak begitu baik karena tidak dilandasi kesadaran jiwa yang baik. Motivasi yang paling baik adalah melakukan sesuatu karena menyenangi dan mencintainya diawali dari proses pemahaman atas sesuatu yang dikerjakan.
Yang paling sederhana memotivasi anggota agar mau mengerjakan sesuatu ialah dengan menyediakan kebutuhannya, untuk itu barangkali tidak ada salahnya kalau di sini dikemukakan teori kebutuhan dasar manusia menurut maslow. Bukan berarti teori ini tidak punya kelemahan tetapi teori ini dapat mewakili dari sekian teori yang ada. Maslow menyatakan bahwa manusia dilengkapi dengan lima kebutuhan: Kebutuhan-kebutuhan fisiologis, Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan, Kebutuhan sosial dan rasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, Kebutuhan akan aktualisasi diri

Membangun keyakinan dan kesadaran dalam team work
Untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik diperlukan keyakinan dan kesadaran penuh mengenai apa yang dikerjakan dan untuk apa sesuatu itu dikerjakan. Kita mengenal konsep Lillahi Ta’ala, yakni keyakinan seseorang dalam mengerjakan sesuatu dengan disertai niat karena Allah sebagai puncak segala kebaikan dan inti dari keberadaan yang hakiki agar hasil dari pekerjaanya tidak hanya bermanfaat di dunia saja tetapi juga berharap menuai manfaat di akhirat.
Kesadaran dan keyakinan memang tidak bisa dipaksakan, tapi harus muncul dari lubuk hati. Kita juga mengenal konsep Zikr dan Pikr, secara harfiah Zikr berarti mengingat Allah, mebersihkan hati, sementara Pikir berarti meberdayakan akal, mencerahkan nalar.

Faktor-faktor penghambat kesuksesan team
1. Identitas pribadi anggota, anggota tidak sepenuh hati meleburkan diri dalam tim dikarenakan masih mencoba-coba cocok atau tidak cocok keberadaannya dalam tim.
2. Hubungan antar anggota tim, anggota tim yang tidak saling mengenal dan kurang bahkan tidak harmonis.
3. Identitas tim dalam organisasi, faktor ini terdiri dari dua aspek; pertama: kesesuaian atau kecocokan tim dalam organisasi, apakah misi yang dijalankan merupakan prioritas dalam organisasi?, apakah tim memeperoleh dukungan dari pimpinan organisasi?, kedua: pengaruh keanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota di luar tim.