LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan




SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI
LEMBAGA PERS MAHASISWA AL MIZAN
STAIN PEKALONGAN




Baca Selengkapnya......
 

Oleh Nachrowi

A.Dasar Alqur’an







Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah/2:30).

Firman Allah yang lainnya :




Artinya : “ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

B. Latar Belakang

Mahasiswa (warga) yang baik adalah Mahasiswa yang sadar politik. Benarakah demikian? Tentu, soalanya kesadaran politik merupakan prasyarat penting untuk mewujudkan masyarakat yang adil, demokratis dan manusiawi. Maka tidak cukup jika seorang hanya berperilaku dan bermoral baik, tidak cukup sekedar melakukan upaya revolusi kesadaran terhadap diri sendiri tanpa melakukan transformasi terhadap bangunan kebudayaan dan struktur diluar dirinya, entah itu struktur sosial,politik,ekonomi dan seterusnya.
Dari situlah kemudian terjadi relasi segitiga yang tak ada habisnya, yaitu antar individu, masyarakat dan negara (kekuasaan). Dan pola komunikasi dan relasi yang baik sehat agaknya adalah yang jujur,setara,egaliter dan demokratis. Masing-masing tidak terjatuh pada upaya memaksakan kehendak (naluri kehendak berkuasa) dan merasa diri paling benar dan atau kebal kritik. Artinya tidak ada apa yang disebut sebagai dictator mayoritas maupun tirani minoritas. Untuk membentuk pola relasi dan komunikasi yang baik dan sehat, tentu diperlukan wawasan yang memadai tentang substansi dasar manusia misalnya hak asasi,kemerdekaan,dan juga tentang wacana sosial, politik,hukum pembangunan,negara dan sebagainya, baik wacana yang sifatnya lokal,nasional maupun internasional. Disini selalu ada titik sentuh, kaitan dan gesekan, antara yang lokal, nasional dan internasional.
Bagi warga Negara khususnya mahasiswa yang disebut-sebut agent social of change, wawasan pengetahuan yang diuraikan diatas sangat penting, ketika institusi yang disebut nasion-state (Negara-bangsa) telah dipancangkan diberbagi belahan bumi, dan lembaga state (Negara,kekuasaan) telah ada dimana-mana. (Negara lebih tepat disebut pemerintahan atau kekuasaan) lantas dikemudikan oleh beberapa orange lit,entah itu elit politik,elit ekonomi maupun elit militer. Dan entah mengapa dimanapun dan oleh siapapun yang namanya kekuasaan /pemerintahan selalu punya kecendrungan korup dan otoriter.
Disinilah diperlukan control dari masyarakat (mahsiswa) agar kekuasaan /pemerintahan tidak sewenang-wenang dan tidak menyalahgunakan kekuasaannya. Harapannya,lalu kekuasaan / kepemerintahan bias menata Negara secara demokratis, adil dan mewujudkan kedaulatan rakyat.
Selanjutnya literature tentang kepemerintahan mahasiswa (Student Gorenment) menekankan pentingnya sebuah gerakan mahasiswa dan pembelajaran politik miniature kenegaraan dan juga meningkatkan Agent social of change, social of control, serta social of engineering.

Menurut Keith Davis yang merumuskan tentang sifat umum kepemimpinan dalam suatu pemerintahan ataupun organisasi, harus memiliki :
1.Kecerdasan, artinya seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan lebih dari pengikutnya, tetapi tidak terlalu banyak melebihi kecerdasan pengikutnya.
2.Kedewasaan dan keluasan hubungan social, artinya seorang pemimpin harus memiliki emosi yang stabil dan mempunyai keinginan untuk menghargai dan dihargai orang lain.
3.Motivasi diri dan dorongan berprestasi, sehingga pemimpin akan selalu energik dan menjadi teladan dalam memimpin pengikutnya.
4.Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, dalm arti bahwa pemimpin harus menghargai dan memperhatikan keadaan pengikutnya, sehingga dapat menjaga kesatuan dan keutuhan pengikutnya.

Baca Selengkapnya......
 

SEJARAH JURNALISTIK

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

oleh : Yuliana Sari
Bendahara Umum LPM Al-Mizan STAIN Pekalongan

Kegiatan jurnalistik sebenarnya sudah lama dikenal manusia di dunia ini, karena selalu hadir di tengah-tengah kita, seiring dengan kegiatan pergaulan hidup manusia yang dinamis, terutama sekali di era informasi dan komunikasi dewasa ini.
Pada zaman dahulu, kegiatan jurnalistik tentu saja masih sangat sederhana dan medianya belum berupa koran, tabloid, majalah, radio, televisi, apalagi internet.
Namun, seiring perubahan dan perkembangan zaman, kegiatan jurnalistik pun mengalami proses yang sangat dinamis. Dengan munculnya media internet, kegiatan dan cabang jurnalistik pun turut berubah. Media massa cetak yang mapan pun harus menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan tersubut, yang ditandai dengan munculnya versi online mereka. Misalnya harian Kompas (Jakarta), harian Media Indonesia (Jakarta), harian Jawa Pos (Surabaya), harian Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta), harian Pikiran Rakyat (Bandung), harian Suara Merdeka (Semarang), tabloid olahraga Bola (Jakarta), dan harian Fajar (Makassar). Mereka kini juga muncul dengan versi online yang berita-beritanya dapat diakses secara gratis lewat internet.
Menurut Onong Uchjana Effendy, kegiatan jurnalistik sudah berlangsung sangat tua, dimulai zaman Romawi Kuno ketika Julius Caesar berkuasa. Waktu itu, ia mengeluarkan peraturan agar kegiatan-kegiatan Senat setiap hari diumumkan kepada khalayak dengan ditempel pada semacam papan pengumuman yang disebut dengan Acta Diurna.
Berbeda dengan media masa kini yang datang di rumah para pembaca, pada waktu itu orang - orang yang datang pada media berita. Karena itu, disamping ada keinginan untuk membaca berita pada acta Diurna itu, sekelompok khalayak yaitu para tuan tanah dan para hartawan merasa segan untuk meninggalkan rumah untuk datang di papan berita tersebut. Maka, mereka menyuruh budak - budak yang bisa membaca dan menulis untuk mencatat segala sesuatu yang terdapat di Acta Diurna itu. Dengan demikian, dengan perantaraan para pencatat yang dinamakan Diurnarii, berita datang ke rumah tuan - tuan tanha dan para hartawan tadi.
Dalam perkembangan selanjutnya, para diurnarii tersebut tidak lagi terdiri dari para budak , melainkan juga orang - orang bukan budak yang menjual catatan harian mengenai kegiatan senat itu kepada siapa saja yang membutuhkan. beritanya pun bukan lagi yang bersifat resmi kegiatan Senat saja, tetapi juga berita tidak resmi yang menyangkkut kepentingan umum dan menarik perhatian khalayak. Oleh karena itu, terjadilah persaingan di antara Diurnarii untuk mencari berita dengan menelusuri kota Roma, bahkan sampai keluar kota itu.
Persaingan itu kemudian menimbulkan korban pertama dalam sejarah jurnalistik Seorang Diurnarii bernama Julius Rusticus dihukum gantung atas tuduhan menyiarkan berita yang belum boleh disiarkan (masih rahasia). Berita tersebut adalah mengenai perpindahan seorang pembesar yang menurut anggapan Caesar belum waktunya di beritakan, karena masih dalam pertimbangan, dan jika perpindahan itu akan dilaksanakan harus hati - hati sekali. Jika tidak, akan menimbulkan bahaya. Pada kasus itu terlihat bahwa kegiatan jurnalistik di zaman Romawi Kuno hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informasi saja.
Dari peristiwa tersebut menurut sejarah jurnalistik mencatat bahwa Acta Diurna yang terbit tahun 59 sebelum Masehi di Kota Roma pada Zaman Julius Caesar yang berisi tentang kebijakan - kebijakan Kaisar menjadi surat kabar pertama dunia yang ditulis disebarang benda sebab kertas belum ditemukan.
Tetapi kegiatan jurnalistik tidak terus berkembang sejak zaman Romawi itu, karena setelah Kerajaan Romawi runtuh, kegiatan jurnalistik sempat mengalami kevakuman, terutama ketka Eropa masih dalam masa kegelapan (dark ages). Pada masa itu jurnalistik menghilang.
Karena pada masa itu jurnalistik menghilang. Berita disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dengan cara diceritakan atau dinyanyikan oleh orang yang disebut ”wandering minstrels” yang berkelana dan tempat yang satu ke temapat yang lain. Cara pemberitaan seperti itu terdapat di Swiss, Inggris, dan perancis. Kalaupun ada pemberitaan secara tertulis itu hanyalah dalam bentuk surat, itu pun mengenai berta dari luar negeri.
Baru pada tahun 105 kertas ditemukan pertama kali oleh orang China bernama Tsai Lun. Dari China, kertas menyebar ke Arab sekitar abad ke-5, dan orang Eropa belajar membuat kertas sekitar abad 16. Penemuan kertas ini mengiring pada lahirnya surat kabar yang dicetak dengan mesin pencetak. Penemua mesin cetak adalah orang Eropa, Johan Gutternberg (1400-1468) yang berasal dari Mainz, Jerman. Ia berhasil menciptakan mesin cetak pad atahun 1456 dan dinamailah Mesin Cetak Guttenberg.
Berkat penemuan kertas dan mesin cetak itulah kemudian surat kabar mulai dicetak. Ada yang meyakini, surat kabar pertama yang bernama Relation pada tahun 1605 dikerjakan oleh Johan Carolus dari kota Strasbourg, Prancis. Surat kabar yang mulai menggunakan kertas dan dicetak lebih terperinci adalah Journal An Sou de Nouvelle yang terbit di Prancis pada masa Napoleon Bonaparte, abad ke-17, berisi tentang perjalanan tentara Napoleon dari kota Pris menuju kota Napoli di Italia.
Di Jerman pada tahun 1609 muncul Avisa Relation oder Zeitung sebagai surat kabar pertama, sedang di Inggris adalah Weekly News yang diterbitkan di London pada tanggal 23 Mei 1622.
Yang dianggap sebagai benar - benar surat kabar yang terbit secara tercetak dan teratur setiap hari adalah Oxford Gazette pada tahun 1665 yang kemudian diganti namanya menjadi London gazette. Adalah Henry Muddiman, editor pertama dari surat kabar tersebut, yang pertama kali memperkenalkan istilah ” news paper ” yang digunakan sekarang ini. Namun, Surat kabar tertua di dunia yang hingga saat ini masih terbit adalah Post-och inrikes Tidningar” dari Swedia yang terbit mulai tahun 1645.
Dengan munculnya pers yang terbit secara tercetak dan teratur seperti itu, negara dan gereja mengeluarkan peraturan - peraturan yang bersifat pembatasan yang mencegah diberitakannya hal - hal merusak norma ( pernicius ), subversif ( subversive ), menghina Tuhan ( blasphemous ) dan lain - lain yang menurunkan derajat manusia. Pembatasan - pembatasan tersebut mengundang tantangan dan protes. Sebagai contoh di Inggris pada tahun 1644 hadir John Milton yang memperjuangkan kebebasan pers, terkenal dengan Areopagitica, A Defense Of Unlicenced Printing. Yang dimaksud dengan kebebasan pers oleh Milton adalah kebebasan mengemukakan pendapat ( liberty to express of opinion ).
Pada abad 17 itu pengaruh Milton sanagat besar terhadap jurnalistik pda waktu itu bukan saja menyiarkan berita yang bersifat informative, tetapi juga opinionatif. Bukan lagi memberitahukan kepada khalayak apa yang terjadi, tetapi juga mempengaruhi masyarakat.
Sejak itu fungsi pers bertambah dari “ to inform “ dengan “ to influence “. Kepeloporan John Milton dalam memperjuangkan kebebasan pers pada abad 17 itu diikuti oleh John Erskine pada abad 18 dengan karyanya yang berjudul “ The Rights of Man ”. Pada abad 18 itulah beralihnya sistem pers otoriter ( authoritarian press ) ke sistem pers liberal ( libertarian press ).
Ada dua perjuangan utama pada abad 18 itu untuk membina prinsip - prinsip liberal yang dipengaruhi oleh pers :
2.Perjuangan yang berkaitan dengan fitnah yang bersifat menghasut ( seditious libel)
3.Perjuangan yang bersangkutan dengan hak pers untuk menyiarkan kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Dan prinsip liberal ini mencapai kemenangan dengan dapat terbitnya kebenaran yang di Inggris di bela oleh Parliamentary Act. Dengan demikian pers lebih leluasa dalam menyiarkan beritanya.
Dari sekelumit sejarah jurnalistik diatas mengatakan bahwa jurnalisme yang pertama kali tercatat adalah di masa kekaisaran Romawi kuno, ketika informasi harian dikirimkan dan dipasang di tempat-tempat publik untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan isu negara dan berita lokal. Namun, Dalam beberapa catatan jurnalistik, ada yang menyebutkan wartawan/jurnalis pertama di muka bumi ialah Nabi Nuh. Saat itu, mungkin belum ada istilah wartawan. Tetapi perlu di ketahui, “nabi” itu artinya pembawa berita. Jadi, nabi itu sebenarnya wartawan yang bertugas menyampaikan wahyu (kabar) dari Tuhan. Setiap hari Nabi Nuh selalu mencari berita (wahyu) dari Tuhan, lalu dikomunikasikan kepada umat-umatnya.
Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir besar, maka diutuslah malaikat menemui dan mengajarkan cara membuat kapal laut sampai selesai kepada Nabi Nuh. Kapal tersebut dibuat di atas bukit dan bertujuan mengevakuasi Nabi Nuh bersama sanak keluarganya dan seluruh pengikutnya yang saleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang. Setelah semua itu dilakukan, maka turunlah hujan selama berhari-hari yang disertai angin kencang dan kemudian terjadilah banjir besar. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas.
Nabi Nuh bersama orang-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan di dalam kapal laut, berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat.

Setelah berbulan-bulan lamanya, Nabi Nuh beserta orang-orang beriman lainnya mulai khawatir dan gelisah, karena persediaan makanan mulai berkurang.
Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah banjir besar itu memang tidak berubah atau bagaimana? Mereka pun berupaya mencari dan meminta kepastian.
Atas permintaan dan desakan tersebut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan.
Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, ternyata upayanya sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun, Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat. Maka kabar dan berita itu pun disampaikan Nabi Nuh kepada seluruh anggota penumpangnya.
Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Malah ada yang menyimpulkan bahwa Kantor Berita pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh.

SEJARAH JURNALISTIK DI INDONESIA
Seperti halnya di negara - negara lain di dunia, jurnalisik di Indonesia di pengaruhi oleh sistem pemerintahan yang berganti - ganti.
Di Indonesia pers mulai dikenal pada abad 18, tepatnya pada tahun 1744, ketika surat kabar bernama ”Bataviasche Nouvelles” diterbitkan dengan pengusahaan orang-orang Belanda. Pada tahun 1776 terbit di Jakarta juga ”Vendu Niews” yang mengutamakan diri pada berita pelelangan. Ketika menginjak abad 19 terbit berbagai surat kabar lainya yang kesemuanya diusahakan oleh orang-orang belanda untuk pembaca-pembaca orang-orang belanda atau bangsa pribumi yang mengerti bahasa Belanda yang pada umumnya merupakan sekelompok kecil saja.
Surat kabar yang pertama untuk kaum pribumi dimulai pada tahun 1854 ketika majalah " Bianglala ' diterbitkan ; disusul oleh " Bromatani " pada tahun 1885, keduanya - keduanya di Weltevreden, dan pada tahun 1856 " Soerat Kabar Bahasa Melajoe " di Surabaya.
Sejak itu bermuncullah berbagai surat kabar dengan pemberitaan nya bersifat informatif, sesuai dengan situasi dan kondisi pada zaman penjajahan itu. Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Sedangkan sejarah pers pada abad 20 ditandai dengan munculnya koran milik bangsa Indonesia. Modal dari bangsa Indonesia dan untuk bangsa Indonesia yakni " Medan Prijaji " yang terbit di Bandung. Medan Prijaji yang dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisurdjo alias Raden Mas Djokomono ini pada mulanya, yakni tahun 1907 berbentuk mingguan kemudian pada tahun 1910 diubah menjadi harian. Tirto Hadisurdjo ini dianggap sebagai pelopor yang meletakkan dasar jurnalistik modern di Indonesia, baik dalam cara pemberitaan, pemuatan karangan, iklan dan lain - lain.
Ditinjau dari sudut jurnalistik, salah seorang tokoh bernama Dr. Abdoel Rivai dianggap sebagai wartawan yang paling terkenal karena tulisannya yang tajam dan pedas terhadap kolonialisme Belanda. Oleh Adinegoro, Dr. Rivai diberi julukan " Bapak Jurnalistik Indonesia ", dan diakui oleh semua wartawan pada waktu itu sebagai kolumnis Indonesia yang pertama.

JURNALISTIK SESUDAH PROKLAMASI
Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia (TVRI) muncul dengan teknologi layar hitam putih.
Di masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan (pemberangusan) media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh nyata dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan (Deppen) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto sebagai Presiden RI, pada 1998. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi kewartawanan. Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers.
Ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, sejarah perkembangan pers dan jurnalistik di Indonesia sejak itu menggembirakan dan membanggakan. Pada tahun 1988 tercacat 263 penerbitan pers, 60 di antaranya berupa surat kabar harian dan sisasnya berupa majalah, tabloid, dan buletin.
Pada tahun 1992 jumalh tersebut meningkat menjadi 277 penerbitan pers. Dan jumlah tiras atau oplah penerbitan pers setiap kali terbit pada tahun 1988 sebanyak 10.783.000 eksemplar dan pada tahun 1992 menjadi 12.076.496 eksemplar.
Mengenai jumalh karyawan pada tahun 1988 sebanyak 3.708 orang meningkat menjadi 5.345 orang denga kualifikasi sarjana 3.3361 orang atau 61,20 % dan sisanya berpendidikan SLTA.

Baca Selengkapnya......
 

Ternyata Fahza …

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

Oleh: d_niaty

Jam tiga dini hari, ku coba memencet nomor yang sudah kuhafal betul, 085226655443 benar-benar nomor yang cantik. Dari seberang terdengar lagu “Cukup bagiku Allah” nya Opick feta Gito Rollis. Benar-benar mendamaikan, inilah yang kemudian membuatku sering meneleponnya bahkan sudah menjadi hobi.

Tidak ada jawaban dari seberang. Kupencet lagi nomor yang sama tapi lagi-lagi tidak ada jawaban. Tapi ini tidak jadi masalah bagiku karena memang tidak ada yang akan disampaikan, yang penting bagiku adalah dapat mendengarkan lagu kesukaanku.
Jam enam pagi, HP berbunyi. Kulihat di layer HP nomor 085226655443,” aduh gawat! Angkat tidak ya?” hatiku berperang. Sepertinya sudah saatnya unutk bicara. Kuberanikan diri memencet tombol “Yes”.
“Assalamualaikum”. Sapaku dengan nada kubuat sesantai mungkin.
“Wa’alaikumsalam”. Dari seberang terdengar jawaban.
Oh Tuhan, ternyata nomor yang selama ini aku pencet setiap jam tiga dini hari adalah nomor cowok. Aku sudah mulai tidak konsen, kurasakan tanganku gemetar. Hamper saja HP jatuh jika aku tidak bias menguasai diri.
“Maf mbak ada perlu apa ? Karena hamper setipa pagi ketika saya bangun kulihat nomor mabak di layer HP ku. Dan hari ini sudah genap seminggu. Apa kita kenal?”.
Ya Allah, luar biasa, suaranya berwibawa banget dan bahasanya tersusun rapi. Apa yang harus kukatakan.
“Mbak masih di situ kan?”.
“Eh …eh …ya! Saya masih di sini.” Jawabku gugup.
***************
ini bermula dari kebiasaaku yang sulit aku sembuhkan, terbangun jam tiga dini hari dan selanjutnya susah tidur. Karena itu ada kerjaan dan bosan maka dengan usil ku pencer-pencet nomor telepon. Hingga akhirnya kupencet nomor 085226655443 dan kudengar NSP lagunya Opeick dan aku langsung suka. Apalagi ditambah pemiliknya tidak pernah menanggapi keusilanku so enjoy aja! Hingga akhirnya hari ini…..
namanya Fahza, mahasiswa IPB semester tiga fakultas Teknik pertanian. Itu saja info yang kudapat dari komunikasi kami yang pertama. Karena selain masih gugup juga karena ia ada agenda lain. Ugh jadi nambah penasaran.
Jam tiga dini hari, tanpa ragu lagi kupencet nomor 085226655443 dan kali ini tertulis dilayar ‘FAzha-Q. bukan suara Opick lagi yang kunantikan tapi Fahza. Tidak seperti dugaanku, tadinya kufikir setelah perkenalan kami yang pertama akan membuat Fahza tertarik hingga akan mengangkat telfonku. Tapi ternyata tidak, sudah tiga kali pencet nomornya namun tidak juga ada jawaban. Dengan lemas kuletakkan Hp dan terus berfikir, ‘ mengapa Fahza tidak mengangkat telfonku, apa ia tidak mendengar telfonku karena tidurnya terlalu lelap atau memang ia tidak tertarik dengaku? “ banyak dugaan-dugaan yang muncul di otakku. Hingga akhirnya aku tertidur.
Jam enam pagi, Hp berbunyi. Bukan nada telefon melainkan sms. Tertulis dilayar nama Fahzaku . dengan semangat kubuka sms.
“pagi yang dingin ini membawaku mengingatmu, adakah engkau baik-baik saja? Tanyaku dikalbu. Hingga ku kirim sms ini karena kurindu padamu”.
Oh Tuhan, so sweet. Kubaca berulang-ulang, tapi tetap tidak membuatku bosan. Etelah agak puas maka aku pencet menu pilihan dan memilih” jawab “,
“makasih smsnya. Kabarku baik-baik saja, maaf sudah ganggu tadi pagi. Aku Cuma pingin dengan suaranya Opick. Soalnya dirumahku tidak ada tape sih”. Kutulis dengan sedikit bohong dan sedikit jaim. Kupencet menu kirim.
“oh gitu, aku kira pingin dengar suaraku”.
“ye… PD. Emang siapa kamu? Ternyata suara Opick emang bagus bangetnya! “balasku.
“jadi benernih gak kepingin dengar suaraku? Ya sudah, emang suaraku gak sebagus suara Opick tepi setidaknya aku masih single, he…he…”.
“apa kaitanya dengan single ? gak penting kali, kan yang diperlukan suaranya.”
Jam tujuh pagi, kami mengahiri smsan, wah ternyata Fahza emang orang yang asyik. Semula aku piker Fahza yang suaranya terdengar bijak sana adalah orang yang serius tapi ternyata orangya bias dijak bercanda juga jadi kepengin ketemu, penasaran nih.
Jam setengah tiga sore, ku rebahlkan tubuhku diatas tempat tidur.” Hari yang melelahkan”, fikirku. “ ini gara-gara Bu seli guru biologi yang galak minta ampun. Seharusnya hari ini hari yang bahagia karena tadi pagi banyak smsan sama Fahza! Aha Fahza, aku sms ia saja ah kali saja bias menghilangkan BT ku. Tapi gengsi gakya?”.
“matahari belum berlanjak membuat hatiku semakin panas. Tiadakah telaga yang dapat menyejukkanku?”.
Akhirnya aku kirim juga sms pada Fahza. Jadi dag…..dig…dug…. kira-kira dibalas gakya?.
Jam 16:30, rupanya aku tertidur. Kuambil Hp disampingku dan kulihat dilayar tertulis lima pesan diterima. Langsung saja kubuka, mataku terbelalak. Semuanya dari Fahza.
“mengapa melihat panasnya matahari? Tidakkah kau tatap bagaimana bunga matahari?”.
“ masihkah hatimu panas hingga tak kau balas smsku?”.
“begitu panaskah hingga tak juga dijawab? Maaf karena aku tak bias menjadi telaga bagimu. Namun diri ini tak rela jika melihat dirimu terluka.”
“sudah kucoba mengumpulkan tenaga namun tak bertemu jua dimana telaga jiwa hingga dapat kuberikan kepadamu. Namun senja kan segera tiba, saat itulah mentari reda. Moga dengan itu panaskan tiada.”
“ini sms yang kelima, tapi belum juga dijawab. Kita harus ketemu! Malam ini jam 19:30 aku tunggu dikafe melati.”
Kali ini mataku lebih terbelalak,” bertemu”! apa aku perlu sms dia kalau aku tidak apa-apa jadi gak usah khawatir? Tapi aku kepingin ketemu.”kafe melati” bagaimana ia tahu kafe melati? Bukannya ia kuliyah di IPB, tapi memang kafe melati kafe terkenal di daderahku jadi gak heran kalau banyak yang tahu. Mungkin Fahza mempunyai keluarga disekitar sini dan sekarang sedang liburan. Ugh mengapa difikir pusing? Yang pentingkan ia ngajak ketemu.
Melalui sms akhirnya kami sepakat untuk tetap bertemu dikafe malati.
“aku pakai baju biru tua celana jins biru dan topi biru. Agar aku dapat menjadi birunya telaga hatimu”.
Sempat senyum-senyum sendiri saat baca sms dari Fahza, tapi tetap merasa bersalah karma memang aku tidak apa-apa jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan. “ah gak apa-apa, nantikan bias dijelaskan kalau sudah ketemu.” Fikirku optimis.
Jam 18:30, sudah hamper setengah jam aku berada didepan kaca tapi belum juga merasa ada bajun yang pas kesepakatan semula aku akan memakai baju dan celana coklat, tapi ternyata belum dicuci.
Jam 19:15, akhirnya selesai juga dengan memakai baju coklat hasil pinjaman mbak tercinta. Perjalanan 15 menit kelokasi, pasti bias tepat waktu. Dengan naik angkot aku menuju kelokasi, “kira-kira wajahnya seperti apaya? Nikolaskah, atau malah tukul? Ah…aku tidak boleh berfikir macam-macam nanti bias kecewa.”
Diluar dugaan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 19:30 tapi belum bias sampai ke kafe melati karena angkot yang lelet.” Semoga Fahza bias menunggu.” Harapku.
Jam 19:45 akhirnya sampai juga didepan kafe me;lati. Sebelum masuk kedalam kulongokkan wajahku kedalam.” Kira-kira yang manaya.” Batinku. Setelah mencari-cari akhirnya kulihat dipojok kanan pria setengah baya kira-kira 30nan dengan topi dan baju serba biru.
“jangan-jangan itu Fahza? Sepertinya aku pernah lihat orang itu, tapi dimanaya?,”.
kucoba mengingat-ingat kira-kira dimana pernah bertemu dia. Ternyata Fahza…” abang bakso lenggananku” tanpa masuk terdahulu aku langsung lari cari angkot pulang. Biarlah ia hanya jadi teman mayaku.


Salam rinduku …

Ya Allah sesungguhnya engkau yang maha adil.
Engkau yang ,mengatur segalanya.
Engkau yang maha mengetahui yang terbaik bagi hambamu
Sesungguhnya atas kuasa dan izinmu ….
Engkau ambil ayahku ketika aku sangat membutuhkannya
Aku yakin engkau punya rencana lain yang tak kupahami
Dengan ridhomu ya Allah engkau jadikan hambamu lebih kuat
Namun ternyata ini belum cukup
Tanpa ayah…aku belum bias menjaga adik-adikku, melindungi ibuku
Dan memberi yang terbaik bagi orang-orang disekelilingku
Aku ingin punya kenangan lebih banyak tentang ayahku
Hingga dapat aku ceritakan kepada seluruh dunia
Bahwa Ayahku adalah yang terbaik
Tak ada satupun yang bias menggantikannya
Tapi kenyataan berkata lain ya Allah
Sedikit. Hanya sedikit yang kuingat tentang ayahku
Tak kuingat bagaimana beliau menggendongku
Tak kuingat bagaimana ia menyuapiku dan tak kuingat pula
Bagaimana ia bangga ketika kudapatkan rangking Satur
Aku rindu ayahku…
Kini satu windu berlalu
Namun hati ini tetap merindukanmu
Andai dapat kuputar waktu
Ingin kukembali ke masa itu
Dimana engkau masih disisiku
Menemani dan mengisi hari-hariku
Menceritakan padaku cerita-cerita lucu
Serta mengajariku banyak ilmu
Ya Allah…sampaikan salam rinduku

Baca Selengkapnya......
 

PENJAHAT ITU BERNAMA ZIONIS YAHUDI

Posted In: . By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

Oleh: Khumaeri Kh.

“dan sungguh kamu akan mendapati mereka, serakus-rakusnya manusia pada kehidupan dunia, bahkan (lebih rakus) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkan daripada siksa. Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan” (Ali Imran [3]: 181)

“bahwa kebangkrutan berbagai Negara di bidang ekonomi adalah hasil kreasi kita (yahudi) yang gemilang…..” (pasal 20, Protokol Zionis Internasional)

Awalnya mereka memang umat dari nabi Musa as. Sejarah mencatat dari bangsa mereka pula banyak melahirkan nabi-nabi (Baskara N; 2008). Mereka pula yang mendapat klaim orang-orang yang cerdik, sampai-sampai Hitler ingin melenyapkan ras yahudi dari seluruh muka bumi. Namun kenyataan sekarang tidak membuat mereka menjadi orang-orang yang berfikir namun menjadi kikir, bukan menjadi orang yang beriman namun menjadi orang yang bejat, bahkan lebih buruk dari orang musyrik.
Yahudi, merupakan umat yang dari dahulu tidak mempunyai tempat atau kampung halaman. Mereka terpencar setelah terjadi tragedi HoloCaust yang dikomandoi oleh sang diktator besar Adolf Hitler, dan setiap tempat yang mereka datangi untuk dijadikan tempat tinggal tidak mau menerima, kecuali mereka dibunuh. Sehingga mereka menjadi terpencar dan tersebar diberbagai belahan di bumi, seperti di Amerika Serikat, bekas Uni Soviet, Prancis, Kanada, Inggris, Brazil, Argentina, Hongaria, Australia bahkan sekarang ada yang bertempat di Indonesia (Nurdi H; 2006).
Karena tidak mempunyai tempat menetap mereka selalu berpindah-pindah, sampai-sampai mereka hidup individual tidak bergerombol seperti halnya golongan kaum terusir. Akan tetapi dikarenakan orang yahudi yang mempunyai dimensi pandangan yang universal, maka mereka memiliki sikap yang bisa merangkul seluruh umat. Kelebihan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh mereka untuk merangkul orang-orang termasuk para tokoh negarawan yang mempunyai pengaruh besar terhadap wilayah yang mereka tempati. Akhirnya mereka pun tidak segan untuk menggunakan pemikiran kaum yahudi yang dikenal jenius.
Diluar itu semua, kaum yahudi selalu ingat akan sejarahnya yang selalu terasing dan penuh penderitaan. Oleh karena itu, suatu saat mereka sudah menempati posisi penting dalam pemerintahan yang mereka tempati, mereka berniat untuk membangun kembali Negara yang mereka klaim sebagai tanah airnya dengan berbagai cara yang mereka sukai.
Dari cita-cita itulah kaum yahudi yang terpencar di berbagai Negara menyatakan sikap solidaritas dan mengadakan ikatan diantara mereka. Dari itu semua muncullah konspirasi yahudi internasional atau biasa disebut dengan Freemasonry (Inggris)/ Vrijmetselarij (Belanda) yang berarti kelompok merdeka yang sedang membangun. Dari konspirasi itu semangat kesejarahan-kultus keagamaan-sifat lokalitas diantara mereka kembali bangkit. Dan tabiat asli kaum yahudi yang sebenarnya hidup kembali seperti congkak, sombong dan sifat-sifat buruk lain yang telah banyak ditunjukan Allah dalam Al-Quran al-karim (Bayumi M; 1997).
PENJAHAT PERANG
Israel, saat ini memang sudah mempunyai tanah untuk berkumpul kembali bersama dengan ras-rasnya. Pada tahun 1948-lah mereka mendeklarasikan Negara Israel sebagai Negara merdeka. Akan tetapi pada dasarnya, latar belakang berdirinya Israel sendiri di cap sebagai bukti sikap picik, licik dan serakah ras yahudi; mereka telah merampas tanah palistina yang sesungguhnya bukanlah milik mereka.
Kaum Yahudi dengan kecerdasan dan kepicikannya memang selalu menimbulkan kekacauan di muka bumi, Terutama pada tanah palestina yang konon dijanjikan untuk mereka (kaum yahudi). Mereka selalu memerangi siapa saja yang bisa menghalangi keinginannya untuk mendapatkan sesuatu, termasuk membunuh warga sipil seperti perempuan dan anak-anak untuk memenangkan peperangan.
Betapa tidak dikatakan sebagai penjahat perang. Kita lihat sendiri beberapa saat yang lalu dengan kekejamannya, Israel masih terus memerangi rakyat palestina di Jalur Gaza. Agresi yang dilancarkan Israel selama 24 hari itu telah menewaskan lebih dari 1200 orang sebagian besar termasuk warga sipil. Korban tewas itu lebih besar dari waktu yang sebelumnya, yakni dari awal bulan September 2000 hingga desember 2001 yang mencatat ada 936 rakyat palestina tewas. Dan lebih mengenaskan lagi pada tahun 1982; 2000 orang tak berdaya di Lebanon dibunuh dengan kejam oleh tentara Israel.
Tujuh puluh persen penduduk palestina yang saat ini diserang tentara zionis adalah usia remaja. Dalam mempertahankan tanah airnya dari rampasan Israel, mereka hanya berbekal dengan ketapel dan batu.
Berbeda dengan pasukan Israel yang melawan pemuda palestina dengan persenjataan lengkap nan paling mukhtahir. Pasukan israel tidak memikirkan bahwa tembakan yang mereka letuskan akan mengenai perempuan dan anak-anak yang dalam peperangan mereka dilarang untuk diserang. Dengan membabi buta pula Israel memperlakukan warga sipil palestina seperti hewan; mereka membunuh hingga tempurung kepala seorang anak pecah, mematahkan tulang-tulang serta membakar tubuh yang didalamnya masih terdapat ruh-ruh yang harusnya mempunyai kemerdekaan untuk hidup.
Bukan itu saja kekejaman yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap rakyat jelata palestina, mereka juga menggunakan bom fosfor putih yang tidak diperbolehkan dalam peperangan. Bom fosfor tidak diperbolehkan digunakan dalam peperangan dikarenakan dapat membuat apapun benda yang terkena hancur lebur serta siapa saja makhluk hidup terutama manusia bisa mengakibatkan kulit terbakar secara serius.
Sama seperti satu minggu yang lalu, dimana Israel tidak mau memperhatikan resolusi dewan keamanan PBB untuk menghentikan dan melakukan gencatan senjata terhadap palestina, pada waktu sebelumnya juga Israel pernah membangkang resolusi dewan keamanan PBB no.242 dan 338 yang menuntut penarikan pasaukan Israel dari Yordania. Hukum internasional yang mengatur kode etik dalam peperangan yang disepakati oleh dunia hanya dianggap sebagai ”Kertas Gombal” dan resolusi PBB hanya dianggap sebagai “Macan Kertas” oleh Israel karena hanya bisa membisu dan tidak bisa melakukan tindakan yang riil terhadap Israel (Yahya H:2005).
Lemahnya fungsi resolusi PBB terhadap Israel ini bukan tanpa sebab, akan tetapi selain lemahnya nyali anggota PBB untuk menindak tegas pelanggaran yang dilakukan Israel, juga Karena posisi strategis yang ada di struktural PBB sudah dikuasai oleh orang-orang yang pro dengan tindakan yang dilakukan oleh Israel; sekutu.
Israel akan terus menyerang palestina hingga cita-cita mereka yang sudah tercantum dalam kitab sucinya tercapai. Adapun alasan utama yahudi menyerang palestina ada 3, yaitu:
a.Sebuah Negara Israel harus didirikan di tanah suci; dan kini point ini sudah terealisasi pada tahun 1948.
b.Yerussalem ingin dijadikan sebagai “Ibukota Abadi Israel”; dan pada tahun 1980 Yerussalem telah diambil dari tangan warga palestina.
c.Membangun kembali kuil (Haikal) sulaiman.
Dari point a sampai c diatas, hanya point c yang belum terlaksana dan belum direalisasikan, karena mendirikan kuil ini harus terlebih dahulu menghancurkan dua tempat ibadah umat islam, yakni masjid al-aqso dan Qubbah as sakhrah. Dan sampai saat ini dan untuk selamanya umat islam tetap mempertahankan kedua masjid ini.
PENJAHAT BISNIS
Selain cerdas dalam bidang pembantai dan penyerangan terhadap target yang sudah ditentukan, kaum yahudi juga telah menjadi pemain bisnis yang unggul dibanding dengan kaum yang lain. Akan tetapi sesuai dengan tabiat yang dimiliki kaum ini sejak lama, mereka akan melakukan suatu kekejian dan kemungkaran. Orang-orang yahudi hidup di dunia dalam kancah kehancuran, kemungkaran, dan kekejian. Mereka akan menebarkan kehinaan di dunia dan memerangi kebaikan di setiap tempat dengan cara apapun.
Sudah di terangkan dalam al-Quran;
‘Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa Putra maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruk apa yang selalu mereka perbuat itu’(Al Maidah;78-79)

Orang yahudi sudah lama telah memberlakukan bunga kepada para peminjam uang atau yang lainnya sebagai imbalan bagi mereka atas kebaikannya memberikan suatu pertolongan kepada yang membutuhkan. Bahkan dalam Al-Quran [2]; 275-276 dan [4]; 160-161 Allah sudah memasukan kriteria yang dilakukan kaum yahudi itu sebagai kejelekan.
Cara yang mereka –kaum yahudi- gunakan sangatlah hina, itu menunjukan bahwa mereka adalah makhluk yang paling tamak. Dahulu riba mereka gunakan hanya antara seseorang dengan orang lain. Akan tetapi dalam perkembangannya, riba dapat dilakukan antar Negara atau lembaga yang telah dilegalkan. Ini menunjukan bahwa kaum yahudi telah mampu menguasai seni dari bidang ini untuk menguasai Negara lain dan memperkaya diri mereka serta golongan dari mereka sendiri. Hasilnya mereka sukses dalam memecah-belah berbagai pemerintahan dan bangsa-bangsa serta berhasil menjadikan mereka sebagai tawanan. Orang-orang yahudi juga menguasai sistem moneter internasional, khususnya bidang perbankan. Dalam konstelasi ekonomi global, yahudi bahkan menguasai IMF, World Bank, WTO dan lain-lain, via AS. Akibatnya, IMF misalnya, berhasil mendikte kebijakan ekonomi dan politik suatu Negara, agar sesuai dengan kepentingan yahudi dan sekutunya.
Sudah sejak lama pemerintahan zionis israel mendapat bantuan dari kalangan swasta di AS dan Negara-negara lain. Ini dikarenakan mereka sudah menjadi pebisnis yang “menggenggam” dunia lewat belbagai perusahaan unggul diseluruh didunia (multi national corporation).
Diantara bidang usaha yang dikuasai antara lain: bidang produsen makanan dan minuman, penyedia teknologi informasi, bisnis hiburan, media massa, olah raga, investasi dan valuta asing, minyak bumi, industri senjata, penerbitan, pakaian, kosmetika, konstruksi dan bidang usaha yang lain. Salah satu penyumbang dana terbesar untuk keperluan pendanaan persenjataan zionis Israel ialah perusahaan minuman Coca Cola Company. Dari tahun 1966 hingga sekarang produk perusahaan minuman ini layaknya barang obralan yang benar-benar memenuhi selera pasar. Berbagai penghargaan pun diperoleh perusahaan ini sebagai mitra yang kuat bagi Israel, diantaranya ialah Israel Trade Award Winner, Israel Company Of The Year dan Israel Technology Of The Year.
Orang yahudi juga menjadi pelopor jenis asuransi, yakni asuransi bisnis. Asuransi ini biasanya lekat pada pelaku usaha dan orang yang memiliki harta berlebih. Dalam system asuransi bisnis, pihak nasabah membayar nominal tertentu kepada perusahaan asuransi setiap bulan atau tahun, dengan ketentuan bila terjadi kerusakan atau musibah maka pihaklembaga asuransi menanggung seluruh biaya ganti rugi. Bila tidak terjadi sesuatu, maka setoran terus berjalan dan menjadi milikl lembaga asuransi. Bisnis ini memang dijadikan dalam rangka mengeruk keuntungan yang besar.
Ulama muslim dengan berbagai lembaga-lembaga pengkajian fikih internasional dan lembaga keislaman lainnya di dunia seperti ketetapan Hai’ah Kibarul Ulama’ menyatakan bahwa asuransi bisnis ini termasuk satu jenis perjudian, dan bersumber dari Zionis yahudi Internasional yang mempunyai berbagai macam jenis dan modus (Baskara N, 2008).
Ada yang menarik dari ajaran yang dianut oleh kaum yahudi Israel, yakni mereka boleh mengambil bunga dengan ukuran yang mereka tentukan sendiri kepada orang lain selain dari kaum yahudi. Dan tidak membolehkan diantara mereka untuk memungut bunga dalam bidang usaha maupun pertolongan. Hal ini sudah tercantum dalam kitab suci Yahudi yang menyebutkan diantaranya: “Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun makanan atau apapun yang dapat dibungakan. Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga……(Ulangan[23];19-20)
Dari situlah kita bisa melihat dan menilai sendiri betapa angkuhnya kaum yahudi untuk mendapatkan apa yang mereka mau dengan belbagai usaha yang terkadang tidak manusiawi. Oleh karena Indonesia juga termasuk negri yang menyimpan berbagai sumber kekayaan di dalam perut bumi, maka bukan tak mungkin kalau suatu saat akan menjadi target dari perampasan hak-hak pribumi, baik kehidupan maupun kekayaannya. Dan solusi terbaiknya ialah dengan kita memaksimalkan potensi kita dalam memakmurkan kehidupan, serta meminimalkan campur tangan dan kepemilikan pihak asing terhadap pengelolaan aset-aset besar yang kita miliki. Sehingga dengungan mereka (kaum yahudi) yang kini sudah menjadi suara yang familiar di telinga orang Indonesia saat ini dengan istilah “GLOBALISASI” bisa kita hadapi dan tangani secara serius.

Baca Selengkapnya......
 

Menanyakan kembali Fatwa MUI tentang Keharaman Bunga Bank

Posted In: . By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

Oleh: Aaf_046 (mahasiswa ekonomi islam ‘06)

Sejalan dengan waktu, ilmu dan teknologi akan terus berkembang, seiring itu pula manusia akan dituntut untuk selalu berkreasi dan menciptakan hal yang baru. Salah satu hasil kreasi atau pemikiran manusia dalam bidang muamalah atau kegiatan perekonomian adalah system bunga (interest) yang sekarang banyak terimplementasi di lembaga keuangan konvensional. Perjalanan system ini, ternyata banyak menimbulkan masalah, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial-keagamaan.
Dalam hal sosial-keagamaan, umat muslim dibuat bimbang akan kehalalan sistem bunga tersebut. Berbagai kajian tentang bunga bank telah dilakukan dan realitanya bunga banyak mudharatnya dibanding manfaatnya. Ketidakadilan adalah hasil dari penerapan system ini. Lalu yang menjadi pertanyaanya, apakah bunga bank sama seperti riba yang diharamkan di dalam Alquran dan hadist? Pertanyaan seperti inilah yang membuat kebimbangan dikalangan umat muslim. Jawabannya berusaha dicari oleh kalangan ulama dunia, pro dan kontra atas jawaban yang dikeluarkan pun mewarnai problematika umat. Akan tetapi, disini penulis tidak akan membicarakan tentang jawaban ulama yang pro atau menghalalkan dengan keberadaan bunga, tetapi akan membicarakan seputar ulama yang kontra dengan bunga dan implikasinya atas jawaban tersebut terhadap perekonomian.
Fatwa yang terlambat
Keberadaan bunga memang menjadi bahan perdebatan yang sengit dikalangan ulama. Ulama yang kontra dengan keberadaan bunga bank telah menelurkan sebuah fatwa. Fatwa tersebut diantaranya dikeluarkan oleh , Majma’ul Buhuts al-Islamy di Al-Azhar Mesir mengeluarkan fatwa pada bulan Mei tahun 1965, lalu disusul oleh Majma’ al-Fiqh al-Islamy Negara-negara OKI Yang di selenggarakan di Jeddah tgl 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H/22 28 Desember 1985 dan beberapa Forum Ulama Internasional juga mengeluarkan fatwa serupa. Di Indonesia lembaga yang mempunyai otoritas dalam hal fatwa adalah MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang juga telah mengeluarkan fatwa pada 24 januari 2004. Jika dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya Indonesia bisa dibilang terlambat. Keluarnya fatwa tersebut mendapat tanggapan yang beragam dari barbagai kalangan, baik dari pakar perbankan, ekonom, para pelaku bisnis muslim, dan bahkan menjadi pembicaraan yang hangat bagi sebagian besar umat muslim yang dalam kegiatan ekonominya bersentuhan dengan perbankan konvensional pada waktu itu, mungkin bahkan sampai sekarang.
Aset perbankan nasional.
Setelah kurang lebih 6 tahun keluarnya fatwa MUI tersebut, ternyata fakta di lapangan masih banyak umat muslim yang masih berhubungan dengan lembaga riba tersebut, hal ini dapat dilihat dari market share perbankan konvensional yang mencapai 62,20 % pada akhir Desember 2007, dengan jumlah total kantor perbankan konvensional yang selalu meningkat. Data Bank Indonesia menyebutkan dari 6765 kantor pada tahun 2001 menjadi 9697 pada desember 2007. Dan total Asset perbankan konvensional pada tahun 2007 mencapai Rp 1.986,5 triliun, mengalami peningkatan yang signifikan tiap tahunnya. Coba bandingkan dengan perbankan syariah, data dari Bank Indonesia menyebutkan Aset perbankan syariah tahun 2007 BUS dan UUS Rp 36,53 triliun hanya tumbuh 30% dari total perbankan nasional, dengan 568 kantor dari 3 BUS (Bank Umum Syariah) dan 26 Unit Usaha Syariah (UUS) dan market share yang telah ditargetkan perbankan syariah tahun 2008 sebesar 5% tidak mampu dicapai. Jika dilihat dari data diatas, perkembangan perbankan syariah mengalami peningkatan tetapi tidak sesignifikan perbankan konvensional.

Dari fakta di atas dapat disimpulkan, bahwa pasca keluarnya fatwa MUI pada tahun 2004 tentang haramnya bunga bank tidak membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini juga menggambarkan bahwa adanya fatwa tersebut tidak berpengaruh kepada masyarakat muslim khususnya, untuk behijrah dari bank berbasis riba ke bank syariah. Mungkin banyak factor yang mempengaruhi perkembangan perbankan syariah di Indonesia, salah satunya adalah fatwa MUI. Penduduk Indonesia dengan mayoritas muslim, adanya fatwa tersebut seharusnya mampu berperan banyak dan dapat dijadikan pegangan umat dalam memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi yang berkaitan dengan muamalah maupun ibadah. Dan dapat menjadi ketetapan syara’ yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh setiap umat muslim. Bukannya untuk mencari ketetapan hukum lain yang sejalan dengan keinginan pribadi untuk mengejar kepentingan komersil semata. Sehingga, dengan adanya fatwa yang harus dipatuhi oleh masyarakat khususnya muslim dapat dijadikan modal untuk mengimplementasikan system ekonomi syariah dalam kegiatan bermuamalah dan memajukan perbankan syariah di Indonesia.

Baca Selengkapnya......
 

Oleh: Hasti Nahdiana

Akhir-akhir ini semakin orang dibuat pusing kepala akibat banyak sekali perobahan cara calon legislatif mempromusikan diri dijelang pemilu legislatif yang akan datang, sepanjang jalan bisa kita lihat foto-foto terpajang dengan ukuran besar-besar. Seolah ingin menunjukkan memang saat sekarang lah komposisi kualitas personal menggeser mesin politik `partai` dalam artikulasi Politik di tanah air. Persoalan apakah mereka memiliki kemampuan ataukah tidak itu belakangan, yang penting : `Yok tampil secantik mungkin`.

Semakin menurunnya tanggapan masyarakat terhadap pemilihan Umum juga menjadi sebab mengapa MUI melakukan fatwa ini, disamping tadi krisis kepercayaan masyarakat dan krisis kepercayaan diri lembaga legislatif. Akan tetapi benarkah fawa MUI tentang pelarangan rokok dan Golput sudah menjadi semangat `tajdid` dalam mewakili kepentingan umat di Indonesia, khususnya Islam ? mari kita cermati.
Selama ini fatwa-fatwa MUI memang bersifat tidak mengikat, karena secara umum, fatwa-fatwa tersebut sangat bergantung pada kecenderungan religius seseorang. Bagi sebagian umat yang sangat hati-hati dan jumud pemikirannya tentu fatwa-fatwa menjadi acuan utama yang terkadang dipolitisir untuk kepentingan tertentu. Akan tetapi kalau makna fatwa menjadi kepentingan publik, maka arti sosialnya adalah benarkah fatwa tersebut sudah benar-benar mewakili artikulasi publik? Kita tahu Golput adalah pemenang Pemilihan Umum (PEMILU) di setiap tahunnya. Karena disebagian besar lini di daerah-daerah pemungutan suara selalu GOLPUT yang memiliki `suara` terbanyak. Kalkulasi PEMILU kemarinpun menurut data KPU hampir 30% lebih. Jadi kalau GOLPUT menjadi partai baru tentulah dia Partai terbesar, bukan PDI ataupun GOLKAR. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah interpretasi umum bahwa GOLPUT bukanlah bentuk partisipasi politik yang baik dalam pemilihan, sehingga Pemerintah yang dalam hal ini adalah pekerja politik tidak lebih diuntungkan karena simbol pilihan lain masyarakat ini. Semakin besar peserta GOLPUT maka semakin berkuranglah konstitusi dan legalitas demokrasi di republik ini.
Alasan lain adalah tentu dalil politik. Mempertimbangkan sudah banyaknya Pemimpin `yang dianggap` bisa mewakili sebagian besar umat sebagai calon pemimpin yang ideal. Sehingga dalam pemikiran yang dirujuk pandangan Ibn Taimyah menjadi wajib memilih seorang pemimpin yang dolim apabila dalam kurun waktu yang ditentukan belum ditentukan siapa yang menjadi kepala negara. Apalagi kriteria pemimpin yang baik itu sudah ada. Benarkah demikian? Kalau dalilnya adalah kehati-hatian seperti pemikiran Al-mawardi (Al-ahkmã as- Sultãniyya) sebagai catatan standar politik Islam, maka mencari pemimpin ideal tidaklah berpegang kepada keterdesakan waktu, akan tetapi terkadang pilihan untuk tidak mengikuti imam dan meninggalkannya menjadi jalan yang terbaik apabila akhlak para pemimpinnya dianggap tidak baik. Jadi wajibkah kita memilih pemimpin?
GOLPUT juga bukan simbol keterputusasaan, mereka tetap bagian artikulasi politik yang sarat dengan simbol gerakan moral, tidak memiliki kepentingan dan konsentrasi politik tertentu tapi efeknya memiliki tekanan politik yang cukup besar yaitu moral. Kalau lembaga-lembaga politik tidak bisa melakukan perannya maka simbol-simbol morallah yang dapat menggugah nurani masyarakat dengan jujur. Karena apabila proses demokrasi ini sudah bisa berjalan dengan baik, maka secara otomatis, keberadaan GOLPUT akan berkurang dengan sendirinya tanpa harus difatwakan lagi. Ini hanya persoalan psikologi masyarakat saja.
Mengenai Rokok, itu juga tidak masuk akal, memang MUI selalu masuk dan mencampuri ranah-ranah yang tidak masuk akal, karena keberadaan lembaga inipun masih perlu dikaji kembali apa tugas dan fungsinya. Rokok, kita tahu adalah pemasukan terbesar dari pendapatan pajak negara dalam cukai rokok banyak sekali anggaran yang bisa membantu perkembangan infrastruktur seperti pendidikan bahkan kesehatan. Mungkin karena sekali lagi negara kita tidak dibangun dengan konstitusi sebagaimana negara Islam, maka intervensi apapun sebuah lembaga atas nama agama yang bisa mempengaruhi kebijakan negara menjadi tidak relevan lagi. Kecuali ajakan menghindari rokok karena alasan kesehatan yang keluar dari Departemen Kesehatan atau sejenisnya yang memang berhubungan dengan dampak mengkonsumsi rokok.
Disamping pilihan pemerintah tentang larangan rokok sangat ambigu, Pemerintah juga tidak memiliki pijakan yang pasti alasan atas pelarangan, apabila disatu sisi Pemerintah juga masih melegalkannya. Sama seperti kasus di Kuba, Colombia, di mana negara tersebut memperbolehkan produksi ganja. Tentu hal ini relevan karena pemerintah konsisten antara konstitusi yang berasal funding fathersnya, maupun kebijakan pemerintahnya. Secara pribadi, merokok adalah hak individual, karena kemubahannya.
Kesimpulan yang dapat kita tarik dalam opini Fatwa MUI tentang GOLPUT ini adalah sama dengan realitas haram merokok, Padahal kita tahu bahwa hukum asal dari merokok adalah mubah. Tidak diketemukan dalam Al- Quran maupun hadis yang mengatakan bahawa rokok itu haram. Baik dari kaidah-kaidah fikih dalam mengharamkannya (qowaid al fiqhiyah fi at tahrim) dengan jelas kata `rokok` itu diharamkan kecuali yang dijelaskan secara tertulis (manthuq). Peristiwa-peristiwa sosial seperti efek GOLPUT, ROKOK tersebut timbul di lapangan, sehingga ulama yang satu dengan yang lain berbeda pandangan. Ada yang cara berpikirnya dipengaruhi oleh lingkungan dan tempatnya berada. Oleh karena itu sebagian dari ulama itu ada yang melakukan ijtihad, pembicaraan tentang pembentukan dan pengembangan hukum dan pengambilan keputusan hukum atau istimbat sesuai dengan kapasitas keilmuan yang dimilikinya. Karena perbedaan pendapat. Bila terjadi, perbedaan pendapat itu maka kembalilah ke hukum asalnya. GOLPUT dan ROKOK adalah MUBAH
aterimakasih

Baca Selengkapnya......
 

M.Nachrowi

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan



M.Nachrowi
Salam pers mahasiswa !!!!
Ketika manusia digeluti oleh kesibukan dunia maka kadang urusan akhirat ditinggalkan. Hidup jangan dibuat susah fresh aj ok? Bikin hidup penuh berarti.
Untukmu almizan tercinta jayalah selalu,carilah jati diri yang sesuai dengan nama almizan dengan slogan pengemban cita kebenaran dan keadilan. Untuk pingin tahu profilku clik di E-mail: rowi_lky@yahoo.co.id atau buka aja di website http://www.longkeyang.com. Kamu akan tahu info2 penting n crita yang layak di baca.
Semoga almizan selalu eksis dan tetap pada jalur kebenaran
Hidup mahasiswa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Baca Selengkapnya......
 

Siti Masithoh

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan



Siti Masithoh
Salam Perjuangan!!!!
Manusia tidak dikatakan manusia jika tidak menggunakan akalnya untuk berfikir, segala sesuatu butuh perjuangan, adanya ada diawali oleh ada, maksudnya jika kita menginginkan sesuatu maka kita mesti mewujudkannya dengan kemampuan yang kita miliki, kita mempunyai potensi yang luar biasa dibandingkan dengan makhluk yang lain.
Ismi masithoh, lahir di PKL city gitu lhoh. Semester enemm, jurusan PAI, cita-cita kepingin jadi dokter/psikoteaper, tapi gak nyambungni kedampar. Mungkin da rejekinnya ya disyukuri aja wes

Baca Selengkapnya......
 

M Khusnul Kowim

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan



M Khusnul Kowim
Bismillahirrrohmanirrohim…
Allo kawan, insan pers.. kenalin za.. ana eko, panjangnya e… kowim he3x. (Q jadeh ngirit...) semester 6, dah agak tua ci..., tapi muka n jiwa tetep muda lho, cuakep lagi, he3x (kata emakQ). Jurusan Ekonomi Islam, eh sekarang dah ganti Ekonomi Syari’ah. (kok pake ganti2 sgala? Katanya, kalo berbau Islam sensitif gitu...) Itu tuh yang SKnya gak kluar-kluar, postipasi kalee za.. di al-mizan tercinta sebagai sekum, oya, rumah sementara Q gedung megah lante 2 depan kampus, tahu kan? alias graha mahasiswa. Gaul khan... sementara gitu dulu za.. biar penasaran.. kalo mo kenal Q lebih jauh pencet ja nomer ni 085640764736. pasti gak nyesel deh kenal ma Q... yakusa!!!

Baca Selengkapnya......
 

Fiki Porniadi

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan



Fiki Porniadi
Salam Persma !!!
Salam kenal kepada semua manusia….semoga bahagia menyelimuti seluruh alam dariku yang mencoba memaknai hidup dan mengabdi menjadi “kuli tinta” yang sekarang sedang nyantri di STAIN Pekalongan masuk pada tahun 2006 dan sekarang nyasar di LPM Al-Mizan dan Alhamdulillah diberi tanggungjawab menjadi PU (pemimpin umum). Lahir dengan selamat di Pekalongan pada tanggal 23 Oktober di daerah terpencil di Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni, Kab-Pekalongan.

Baca Selengkapnya......
 

Ahmad Khumaeri kh

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan



Ahmad Khumaeri kh
Assalamu’alaikum….
Salam perjuangan…ciee sok aktifis amat.
Wah AL-MIZAN ini makin keren aje yah, ada web_nya lagi. Beneran bisa numpang narXis. Kenalan aja dulu yach…ahmad khumaeri alkhudzri.
Temen-temen biasa nyeluk Eri yang sekarang semester 6 (moga aja bisa manfaat). EmaiLe al_khudzri@plasa.com. Btw Kalo boleh gue bilang sii, Al-Mizan tambah maju karena kepemimpinannya boleh diperhitungkan. OKI, kalo al-mizan pengin tambah maju( semakin maju) pilih deh pemimpin yang solid dan kredibel. Ocree kawan!!!!

Baca Selengkapnya......
 

Muh. Afdul F

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan


Muh. Afdul F
Assalamu’alikum…
Hey Guys… selamat datang di web blog LPM Al-Mizan yang terbaru niee… sebelumnya LPM Al-Mizan sudah punya web blog, karena pergantian kepengurusan dan kesibukan crew sehingga tak terurus. Blog kami yang baru ini menampilkan hal yang baru dan dapat juga mendownload karya-karya kami. Semoga adanya blog ini dapat dijadikan media silaturahmi sesama presma khususnya dan media informasi masyarakat pada umumnya. Oyaa… lupa ngomong panjang lebar tapi lum kenal. Kenalin nama ane M afdul f, Jurusan syariah (Ekonomi Islam) semester 6, panggil aj Aaf (khusus cewek) N si doel (untuk cowok).untuk lebih dekat N kenal lagi am ane bisa masuk ke facebook ane dgn men search melalui email Q (maz_aaf@yahoo.co.id) atau No.hp Q (+6285640910567) atau bisa juga kunjungi blog ane (www.afkuliner.blogspot.com). Ya dah dulu y… nnt Qta sambung lagi via Phone atau chat via Facebook.
Wassalamu’alaikum… salam persma…!!!!

Baca Selengkapnya......
 

Pengurus LPM Al-Mizan

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

Pengurus LPM Al-Mizan STAIN Pekalongan
Periode 2008-2009

Pelindung : Ketua STAIN Pekalongan
Puket III STAIN Pekalongan
Pembina : M. Shulthoni, MA.

Pemimpin Umum : Fiki Porniadi
Sekretaris umum : M. Khusnul Kowim
Bendahara Umum : Yuliana Sari
Pemimpin Redaksi : m. Afdul Fitri
Sekretaris redaksi: Ahmad Khumaeri
Bendahara redakasi: Tri Mei Hidayati

Divisi Pembinaan dan pengkaderan : Tuti Aliyah
Divisi Humas dan Marekting : M. Nachrowi
Divisi Penelitian dan Pengembangan : Siti Masithoh

Reporter :
Nailul Isya, Ana Yulistriana, Diniyati, nur Inayah, Ita msithoh, Siti umu Kulsum, nur Khasanah, siti solekha, Mutmakhiroh, Lutfi fitriyani, ifah afifah

Baca Selengkapnya......
 

Profil: LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

Perkembangan LPM Al-Mizan

Lembaga pers mahasiswa (LPM) Al-Mizan merupakan satu-satunya lembaga pers mahasiswa yang ada di STAIN Pekalongan semenjak berdirinya STAIN Pekalongan pada 1997 (dulu Fak. Syariah IAIN walisongo Semarang). Surat keputusan pendirian Al-Mizan dikeluarkan oleh ketua STAIN Pekalongan dengan nomor SK: ST/23/K-0/pp.009/333/1997.

Semenjak berdirinya (1997), Al-Mizan sempat vacum sampai hampir 3 tahun. Lahirnya kembali (reborn) Al-Mizan dilatarbelakangi oleh sebuah keprihatinan dan keinginan agar dunia jurnalistik (tulis manulis) dapat dibudayakan di STAIN Pekalongan pada khususnya. Maka pada tahun 2000, para senior Al-mizan mengumpulkan beberapa mahasiswa baru untuk diberi amanah meneruskan perjuangan dan mengibarkan bendera kabesaran Al-mizan kembali. Muhammad Nizam Baequni terpilih sebagai ketua atau pemimpin umum sekaligus pemimpin redaksi pertama setelah reborn.

Menejerial dan kebijakan-kebijakan redaksi menjadi bidikan utama dari kepemimpinannya. Hal ini dapat dimaklumi karena orang-orang yang duduk dalam strukturr kepengurusan Al-mizan adalah orang-orang baru yang belum begitu banyak mengenal dunia kejurnalistikan, sehingga perlu penataan manajerial.

Sampai pada bulan Mei 200, diadakanlah pendidikan dan pelatihan (Diklat) Jurnalistik yang dimotori oleh Al-mizan dengan seluruh fasilitas dari STAIN Pekalongan. Dikalt yang diadakan selama 4 hari ini menghadirkan instruktur dari tim Suara merdeka, Jawa Pos, Aliansi Junalistik Independen semarang, dan beberapa praktisi jurnalistik lokal, dengan diikuti oleh 30 peserta.

Pada akhir Diklat, seluruh peserta langsung dibawa ke kantor redaksi suara merdeka di Semarang dan langsung melihat dengan jelas bagaimana alur berita itu masuk, kemudian diedit dan masuk cetak. Disamping ke Suara Merdeka, para peserta juga mengunjungi kantor redaksi TVRI Semarang.

Dengan berbekal pengetahuan selam Diklat itulah, para awak Al-Mizan kemudian bekerja ekstra keras untuk menerbitkan majalah yang dulu pernah terbit sebanyak 3 edisi.
Al-mizan kemudian mengajukan permohonan untuk diberi tempat sekretariat, yang kemudian oleh pihak rektorat diberi lokal di bawah anak tangga di gedung C. Sehingga pada saat itu muncul anekdot bahwa anak-anak Al-mizan adalah anak gelandangan, karena tidurnya di bawah jembatan anak tangga. Perlengkapan kantor pun sedikit demi sedikit mulai dilengkapi, mulai dari meja, karpet, almari, sampai perangkat komputer yang dibeli dengan uang saku para peserta Diklat yang diadakan oleh Al-Mizan tersebut.

Pada masa kepemimpinannya ada sedikit gejolak dengan beberapa mahasiswa berkenaan dengan dana iuran Al-Mizan yang dipungut dari mahasiswa. Demo penentangan itu berlangsung agak anarkis, karena para demonstran (yang rata-rata maahsiswa baru) sempat menyegel dan mencoret-coret kantor Al-Mizan. Hingga Al-Mizan perlu mengeluarkan semacam Pledoi, yang kemudian dimuat di majalah Al-Mizan edisi 7/Mei/2002 halaman 5. yang intinya penarikan dana Al-Mizan itu sudah sesuai dengan prosedur dan tidak menyalahi aturan yang ada sebagaimana tuntutan para demonstran yang menganggap bahwa penarikan dana Al-Mizan untuk penerbitan itu ilegal.

Setelah periode kepemimpinan Nizam Baequni berakhir, Al-Mizan kemudian mengadakan Mubes (Musyawarah Besar) yang mengagendakan laporan pertanggungjawaban pengurus Al-Mizan periode 2001/2002 dan kemudian memilih kepengurusan periode selanjutnya.
Dalam Mubes Al-Mizan tersebut terpilih Muhammad Firdaus sebagai Pemimpin Umum. Dalam kepemimpinannya, ia memberikan skala prioritas untuk peningkatan kualitas majalah dan perekrutan anggota baru. Disadari dengan penuh, bahwa perlu ada pengkaderan bagi calon-calon anggota sehingga mereka mempunyai sedikit bekal untuk terjun ke dunia jurnalistik. Penataan administrasi juga menjadi bagian dari prioritas kepemimpinannya.

Para anggota baru yang sudah direkrut langsung diberi semacam pendalaman materi secara rutin setiap minggunya, diantaranya; keorganisasian dan manajemen redaksional diisi oleh Nizam Baequni, teknik menulis oleh Firdaus, Nailil, Ratna, Wiwik dan Mumtazah, setting dan lay out serta komputer oleh Agus dan Sarwani.
Periode firdaus berakhir pada tahun 2003 yang kemudian dalam Mubes Al-Mizan terpilih Agus Widodo sebagai Pemimpin Umum dan Khaerul Hakim sebagai Pemimpin Redaksi.
Dalam kepemimpinannya, Agus Widodo memberikan stressing point pada penataan administratif organisasi, kebijakan redaksional berkaitan dengan penempatan rubrik dan pengembangan terbitan Al-Mizan.

Dalam rangka pengembangan penerbitan inilah, Al-Mizan kemudian menerbitkan bulletin pemilu raya (rekaman peristiwa dan berita seputar pemilu pemilihan presiden BEM STAIN Pekalongan) dan bulletin Suara Mahasiswa, yang memuat perkembangan wacana dan berita yang terjadi di Kampus STAIN Pekalongan.

Pada masa kepemimpinan Agus Widodo ini, gejolak penentangan terhadap penarikan dana Al-Mizan kembali menyeruak, hingga sempat akan ada demo besar-besaran menentang Al-Mizan. Tetapi setelah diadakan lobi kepada kelompok mahasiswa yang akan mendemo, akhirnya demo tersebut tidak sempat terjadi, dan yang terjadi justru dialog terbuka antara Al-Mizan dengan para demonstran dengan mediator Ketua STAIN Pekalongan.
Tongkat estafet kepemimpinan Al-Mizan setelah akhir periode Agus Widodo dilanjutkan oleh Khaerul Khakim yang terpilih lewat Mubes Al-Mizan pada bulan Juni 2004.

Selanjutnya setelah periode Khaerul Khakim berakhir dilanjutkan oleh Ahmad Yusuf (2005/2006), Ahmad Masroni pada tahun (2006/2007) dan karena terjadi krisis anggota maka pada periode 2007/2008 terpilih kembali Ahmad Masroni sebagai Pemimpin Umum dan Fiki Porniadi sebagai Pemimpin Redaksi. dan pada periode selanjutnya (2008/2009) terpilih Fiki Porniadi sebagai Pemimpin Umum dan M. Afdul Fitri sebagai pemimpin redaksi.

Baca Selengkapnya......
 

MENGUKUR VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJIAN NASIONAL

Posted In: . By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

Oleh: Ahmad Ta'rifin, MA
Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan)

Tulisan ini berangkat dari kegelisahan penulis yang kerap kali diminta menjadi Tim Pemantau Independen (TPI) pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kota Pekalongan.
Pada kenyataannya setelah UN diselenggarakan lebih dari lima kali sejak tahun akademik 2003/2004, itupun dengan standar nilai kelulusan yang sangat minim (tahun 2006:4.00; 2007:4.25; 2008:4.50) dan masih diterapkannya sistem konversi (katrol) nilai, agaknya penulis mulai ragu terhadap i'tikad baik pemerintah untuk menjadikan UN sebagai standar kelulusan siswa dan alat ukur keberhasilan pendidikan nasional.
Pertama, alat pengukur dikatakan valid apabila bisa mengukur sesuai dengan ukurannya, seperti kilogram (kg.) untuk mengukur berat; meter untuk mengukur jarak, dan lain-lain. Demikian halnya UN akanbisa dinilai sebagai alat ukur jika secara keseluruhan mampu mengatasi persoalan mutu pendidikan. Hal ini bisa diindikasikan dengan adanya perubahan mutu siswa/lulusan, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan UN. Jika tidak, maka UN tidak dapat dijadikan standar. Tetapi jika ada perubahan positif, maka UN bisa dijadikan standar mutu pendidikan.
Kedua, alat ukur dikatakan relialibel manakala bisa dipercaya sebagai alat ukur. Standar meter sebagai alat ukur jarak, sama di belahan dunia manapun. Demikian juga kilogram, bisa dipercaya sebagai standar berat internasional. Maka, jika hasil UN berjalan secara konsisten, ditandai dengan adanya peningkatan mutu pendidikan secara konsisten dan berlaku (berjalan) lama, maka UN bisa dijadikan sebagai alat pengukur standar mutu pendidikan nasional.

Pertanyaannya, apakah UN yang telah berjalan 5 tahun ini telah menunjukkan dirinya sebagai alat ukur pendidikan nasional yang valid dan realiabel? mungkinkah hanya dengan tiga bidang studi --tahun 2008 empat bidang studi-- (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan Bahasa Inggris untuk tingkat SLTP), UN bisa dijadikan representasi bagi puluhan bidang studi lainnya dan alat pengukur mutu pendidikan?
Agaknya kebanyakan kita sepakat untuk menjawab tidak. Apalagi, jika dikaitkan dengan persoalan kompetensi, yang saat ini diyakini sebagai orientasi mutu pendidikan nasional. Tentu, di sini kita menemukan sebuah paradoks. satu sisi, pemerintah mensentralisasi pelaksanaan UN dengan 3 atau 4 bidang studi saja, sementara dari sisi lain, kompetensi siswa sesuai keahlian masing-masing diabaikan. Bagaimana dengan siswa yang hebat dalam pelajaran agama sementara lemah dalam Bahasa Inggris misalnya. Atau bagaimana nasib siswa yang kuat dalam bidang maatematika tetapi lemah dalam pelajaran Bahasa Indonesia?
Oleh karena itu, menurut saya, UN harus dilaksanakan secara integral bukan hanya oleh Pusat tetapi juga oleh sekolah sebagai representasi akar rumput pendidikan. OK, kalau 4 bidang studi di atas dijadikan orientasi kompetensi dasar siswa dilaksanakan secara sentralistik. Tapi, mata pelajaran lain yang tidak diujikan pun mesti mendapat porsi sederajat dengan 4 bidang studi di atas. Tentu, dengan kesadaran ini, pemerintah harus terbuka kepada publik bahwa penentuan kelulusan siswa bukan semata didasarkan pada hasil UN tapi mempertimbangkan proses pembelajaran selama tiga tahun dan nilai-nilai siswa dari bidang studi lain.
Sungguh naif bila dunia pendidikan kita mengedepankan UN dan menafikan proses pembelajaran. Padahal dalam pandangan sebagian masyarakat, entitas pendidikan justru tercover dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Adalah rumit mengukur perubahan karakter, pengetahuan, pemahaman dan kualitas siswa "hanya dengan" UN yang kognitif sentris. Perubahan prilaku dan penguasaan kompetensi tidak mungkin diperoleh dengan jalan instan: 3 hari saja!
Kesungguhan pemerintah yang "memaksakan" UN memunculkan kesan bahwa untuk bisa lulus, sejatinya seorang siswa tidak perlu masuk kelas dan tidak perlu berproses dalam belajar mengajar yang mengedepankan aspek kognitif, afektif fan psikomotorik dalam kegiatannya. cukup ikut bimbingan belajar, latihan try out soal ujian tahun-tahun sebelumnya, ikut UN, dan lulus!
Padahal, pendidikan dalam "sistem UN" direduksi menjadi pengajaran. Pengajaran direduksi lagi menjadi "latihan mengerjakan soal/bimbel". Nilai-nilai pendidikan yang mensyaratkan tercapainya aspek koginitif, afektif dan psikomotorik menjadi tidak berdaya dan membudaya di kelas.
Jika sudah demikian, buat apa Ujian Nasional? Lebih baik kita menyerahkan penyelenggaraan ujian kepada masing-masing sekolah, karena tidak dipungkiri, sekolah dan guru lah yang mengetahui secara persis kemampuan para siswanya. Bila kita mau mengembalikan ujian kepada sekolah, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah jangan lagi diabaikan. Fungsi guru sebagai "pengajar" ditingkatkan lagi menjadi "pendidik". Sekolah tidak lagi menjadi "lembaga bimbingan belajar (bimbel)" tetapi lebih dari itu menjadi tempat untuk memupuk benih para pembelajar yang berpikiran maju, manusiawi dan bermutu.
Sungguh kita bisa belajar dari kearifan pesantren yang melaksanakan evaluasi pendidikan secara mandiri dan bersifat individual, di mana kualitas santri diukur dari aspek pengamalan ibadah, akhlak dan penguasaan keilmuan bidang studi (baca: kitab kuning) yang dipelajari santri. Bukanlah orang-orang besar seperti Nurcholis Madjid, Gus Dur, Hasyim Muzadi,Hidayat Nur Wahid dan lain-lain adalah produk pesantren. Bukankah pola pembelajaran pesantren telah ditiru oleh lembaga-lembaga pendidikan umum melalui model fullday school? Bukankah model pendidikan pesantren tetap bertahan di tengah arus modernisasi? Artinya, untuk melahirkan siswa yang bermutu tidak bisa dilakukan dengan cara-cara instan seperti Ujian Nasional (UN), tetapi harus melalui cara integral, kontinu dan berkesinambungan sepanjang proses pembelajaran berjalan.***

Baca Selengkapnya......
 

MEMBANGUN TEAMWORK

Posted In: . By LPM AL MIZAN STAIN Pekalongan

Oleh: Abdul Qoyum

Dalam suatu organisasi keberadaan team struktural atau fungsional merupakan suatu jalan untuk meningkatkan produktivitas, pendayagunaan sumberdaya secara efektif, penghematan biaya, peningkatan mutu dan sebagainya. Disebutkan bahwa kelompok akan lebih merasakan keberhasilannya apabila bekerja dan menjadi unit yang lebih produktif yaitu team/tim/kelompok kerja.
Secara umum teamwork dapat diartikanoleh Johanes Papu dari Team e-psikologi sebagai "kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan". Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain.
Team/kelompok kerja atau Tim pada umumnya bermuara menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok atau organisasi di mana tim tersebut dibentuk. Teamwork/kerjasama dalam kelompok merupakan suatu pengembangan dari manajemen strategi yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau institusi. Kelompok merupakan unit yang fondamental dari unit organisasi, dalam pengertian manajemen disebut sebagai: dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Sifat saling mempengaruhi ini bisa formal dan informal. Yang bersifat formal sebagian besar meliputi kelompok komando yang terdiri dari pimpinan atau ketua dan bawahannya. Sedangkan yang bersifat informal timbul secara spontan dalam lingkungan organisasi formal, tanpa dorongan manajemen.
Team work ibarat sebuah bangunan yang keberadaanya dibentuk dari beberapa komponen. Sama halnya dengan keberadaan tim kerja dalam sebuah organisasi minimal terdiri dari ketua tim/koordinator dan anggota, yang kesemuanya berupaya secara maksimal menyamakan tujuan atau visi misi dan melaksanakannya bersama-sama sesuai tugas dan fungsinya untuk tujuan yang ingin dicapai organisasi. Semangat, kreativitas, kemampuan dan loyalitas serta kerja sama adalah kunci keberhasilan sebuah teamwork. Dalam team work sumua komponen harus bersatu, karena semuanya merupakan satu bangunan yang bila salah satu tidak ada atau hilang bisa mengakibatkan robohnya bangunan tersebut cepat atau lambat tergantung pada posisi peran dan fungsinya.
Untuk mencapai keberhasilan di dalam membangun team work, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:
1. Tetapkan tujuan atau sasaran yang jelas yang hendak dicapai oleh tim, anggota tim harus memahami dan menyepakati tujuan agar bisa bekerja dengan efektif.
2. Membagi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota tim dan menunjuk pimpinan dalam tim tersebut,
3. Semua anggota mentaati peraturan/kesepakatan tim, suatu tim harus mempunyai peraturan/tata tertib atau kesepakatan sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian tujuannya.
4. Orang beradaptasi terhadap perubahan, perubahan bukan saja tidak dapat dihindari tetapi juga diperlukan sekali, hanya saja keumuman orang sering menolak perubahan. Oleh karenanya setiap anggota tim harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara positif.
5. Informasi yang uptodate dari setiap proses yang dilakukan dalam tim tersebut dalam tujuan setiap anggota mengetahui progres dari project yang sedang dikerjakan, informasi yang salah mengakibatkan keputusan yang salah.
6. Membangun self confidence dari setiap anggota tim, "Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan" adalah sikap yang harus dipunyai seorang pimpinan. Proses ini sangat menentukan dalam membangun moral dari setiap anggota tim.
7. Pimpinan harus memiliki sikap Terbuka, Memberi dukungan dan senantiasa mampu memberikan Penghargaan (Reward), Recognation (Pengakuan) dan Celeberation (Merayakan)" pada anggota tim.
8. Melakukan Review yang terjadwal dan terencana dan proses perbaikan (evaluasi)
9. Menciptakan suasana kegiatan yang kondusif agar setiap anggota tim mampu memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya (kooperatif dan kolaboratif),

Motivasi dalam team work
Salah satu tantangan berat yang sering dihadapi pimpinan tim adalah bagaimana ia dapat menggerakkan anggotanya agar senantiasa mau dan bersedia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk kepentingan organisasi. Salah satu usaha ke arah itu ialah menimbulkan motivasi pada mereka.
Dalam memotivasi orang agar mau melakukan sesuatu yang positif untuk pribadi dan organisasinya atau sosial menjadi cara yang ampuh. Motivasi itu bisa berupa rasa takut kalau tidak mengerjakan, seperti tidak sholat akan mendapatkan siksa neraka, atau melakukan sholat karena ingin mendapatkan nikmat masuk sorga, kedua motivasi ini tidak begitu baik karena tidak dilandasi kesadaran jiwa yang baik. Motivasi yang paling baik adalah melakukan sesuatu karena menyenangi dan mencintainya diawali dari proses pemahaman atas sesuatu yang dikerjakan.
Yang paling sederhana memotivasi anggota agar mau mengerjakan sesuatu ialah dengan menyediakan kebutuhannya, untuk itu barangkali tidak ada salahnya kalau di sini dikemukakan teori kebutuhan dasar manusia menurut maslow. Bukan berarti teori ini tidak punya kelemahan tetapi teori ini dapat mewakili dari sekian teori yang ada. Maslow menyatakan bahwa manusia dilengkapi dengan lima kebutuhan: Kebutuhan-kebutuhan fisiologis, Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan, Kebutuhan sosial dan rasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, Kebutuhan akan aktualisasi diri

Membangun keyakinan dan kesadaran dalam team work
Untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik diperlukan keyakinan dan kesadaran penuh mengenai apa yang dikerjakan dan untuk apa sesuatu itu dikerjakan. Kita mengenal konsep Lillahi Ta’ala, yakni keyakinan seseorang dalam mengerjakan sesuatu dengan disertai niat karena Allah sebagai puncak segala kebaikan dan inti dari keberadaan yang hakiki agar hasil dari pekerjaanya tidak hanya bermanfaat di dunia saja tetapi juga berharap menuai manfaat di akhirat.
Kesadaran dan keyakinan memang tidak bisa dipaksakan, tapi harus muncul dari lubuk hati. Kita juga mengenal konsep Zikr dan Pikr, secara harfiah Zikr berarti mengingat Allah, mebersihkan hati, sementara Pikir berarti meberdayakan akal, mencerahkan nalar.

Faktor-faktor penghambat kesuksesan team
1. Identitas pribadi anggota, anggota tidak sepenuh hati meleburkan diri dalam tim dikarenakan masih mencoba-coba cocok atau tidak cocok keberadaannya dalam tim.
2. Hubungan antar anggota tim, anggota tim yang tidak saling mengenal dan kurang bahkan tidak harmonis.
3. Identitas tim dalam organisasi, faktor ini terdiri dari dua aspek; pertama: kesesuaian atau kecocokan tim dalam organisasi, apakah misi yang dijalankan merupakan prioritas dalam organisasi?, apakah tim memeperoleh dukungan dari pimpinan organisasi?, kedua: pengaruh keanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota di luar tim.


Baca Selengkapnya......
 

Dapatkan Tulisan Terbaru Dengan Gratis. Masukan Email kamu:

Delivered by FeedBurner

ARCHIVES